Maafin, Utuh mak
Oleh : Aco Wahab
Pak barjad pun
ikut serta bergotong royong, dengan arit ditangan kanannya iya menebas-nebas
rumput yang tumbuh subur di parit, sesekali pak barjad bernaung dibawah pohon
beringin yang tak jauh dari masjid, sambil menyeruput teh manis dan mengunyah
kawannya singkong rebus yang tadi diantar ibu Rahma. Masjid sepi, tak ada
seorang pun didalamnya, sementara itu kotak kaca dengan rangka alumunium
berdiri tegak merapat didinding tanpa rantai dan gembok.
Utuh sudah lama
menatap kotak amal itu, walaupun duit receh yang mendominasi, menurutnya itu
cukup buat berobat ibunya yang batuk-batuk dari sebulan yang lalu, lemas, pucat
pasi. Sudah 3 hari ini utuh mencari pinjaman tapi tak jua ada yang meminjamkan.
“ utuh, utuh, utangmu
yang kemaren saja belum dibayar, lunasi dulu utang-utangmu” utuh hanya bisa
tertunduk mengiba, jangankan melunasi utang, makan saja susah
Mata utuh
semakin tajam menatap kotak itu, hasratnya untuk mencuri kotak itu menggerakkan
kakinya melangkah mendekati kotak amal itu. Keringat dingin membasahi sekujur
badan utuh, sesekali badannya gemetaran, jari jemari utuh yang basah memegang
kaki kotak amal dan dalam keadaan badan masih bergemetar utuh membawa kotak
melewati pintu belakang disamping tempat imam shalat
“ Maling………”
teriak pak barjad mengejar utuh
Utuh panik
hingga kotak jatuh, pecah berantakan, pak barjad mendapati baju belakang utuh,
melayangkan bogem mentah, sehingga utuh tersungkur, utuh bangkit sambil
mengambil tongkat berplitur coklat yang biasa dipakai khotib khutbah dan memukulkan
ke lengan pak barjad hingga tongkat patah
“aaaa” teriak
pak barjad menahan sakit
Warga pun
berlarian kearah masjid dengan arit,parang, dan cangkul yang masih tergenggam
ditangan.
“ kletak
kletok”suara bakiak Haji iwan yang berbenturan dengan anak tangga masjid
“mana malingnya”
teriak haji iwan kepada warga yang telah meringkus utuh
“ oh ini
malingnya, beraninya dia maling di kampung ini”
“kamu dari
mana??hehhh” bentak haji iwan sambil menampar pipi utuh
“ dari kampung
sebelah pak” jawab utuh
Tanpa banyak tanya
haji iwan dengan kasar menyeret utuh
keluar
“met, ambil tali
digudang” perintah haji iwan
“untuk apa pak”
“kita ikat nih
maling”
“iiyyy, iiyyaa
pak” jawab slamet gemetaran
Utuh terikat
lemas disalah satu tiang gapura gang karya indah
“jad, ini tadi
yang pukul tanganmu sampai gitu” terlihat tangan kanan pak barjad memar dan
bengkak
“ sekarang sikat
nih maling, biar tau rasa” perintah haji iwan, tanpa sungkan pun pak barjad
menendang dada utuh
“arrghhhhhhh”
teriak utuh
“ met , sekarang
telanjangi nih maling”
“ tapiiiii
pak”bela slamet
“kamu mau saya
pecat”
“ga pak,ada
baiknya kita serahkan kepolisi saja pak”
“ahhh, banyak
bacot, kita sikat aja nih maling, baru kita serahin kepolisi”
Kali ini utuh
terikat tanpa sehelai benang pun, dan menjadi sorotaan orang yang lalu lalang,
ada yang tertawa , ada yang kasihan tapi mereka hanya membisu takut terkena
arogansi pak iwan. Memang pak iwan terkenal semena-mena dikampung, pak aan saja
dulu pernah dilempar bata sewaktu pulang selamatan dirumah pak rt, kata
orang-orang sih karena pak aan pindah kerja ketempat saingan pak iwan. Pak iwan
yang terkenal sebagai juragan besi tua itu pernah menampar pak rt didepan umum,
tak tahu apa permasalahan pastinya.
Utuh masih
terikat lemas ditiang,
“pak serahin
kepolisi saja, kasihan pak” ucap orang yang lewat didepan gapura
“ hei,hei,
jangan-jangan kamu temannya”
“plak
plok”tampar haji iwan
“jad, botakin
nih maling” sambil menunjul kepala utuh haji iwan berucap
Tak ayal lagi
kepala utuh botak, tak tersisa satu helai pun
Dengan lirih
utuh berucap “ maafin utuh mak”
Dari kejauhan
tampak danu berlari kearah pak iwan, dengan ngos-ngosan danu berucap
“ Pak, anak
bapak………”
“ wawan?”
“ya pak” dengan
terengah engah danu menjawab
“kenapa wawan”
“wawan ditangkap
polisi pak, karena mencuri kotak amal dikampung sebelah pak”
“ jad, kamu
minta uang sama Ibu, 5 juta, terus urus kasusnya wawan”
“ iya pak”
“met, bawa orang
ini ke kantor polisi”
***
Utuh yang babak
belur dibawa kekantor polisi dan mendekam di sel tahanan
“Uhuk ehukkkk”
“tuh, utuh,
ambilin mak air hangat”
No comments:
Post a Comment